Matahari menerobos masuk kala tanpa sadar retinaku menangkap kehadiranmu. Berbekal lensa kamera kita mengabadikan alam yang memberi keindahannya.
"Excuse me? Hai, could you help me to take a picture of us?" kata wanita yang kusebut sebagai kakak, menunjuk aku dan mama yang berdiri menyunggingkan senyum.
Kau memalingkan mukamu dari sesuatu yang sedari tadi kau pegang.
"Oh, sure," jawabmu, dengan lekuk senyum dan surai coklat kehitamanmu.
Detik-detik selanjutnya, semuanya berjalan seperti orang asing pada umumnya: memotret, melihat hasilnya dengan "its alright"ku (walau sedikit kecewa karena backlight), dan berterima kasih.
Sederhana, bukan?
Tapi ada suatu hal yang membuatku tergerak. Maksudku...ah entahlah. Aku tidak bisa menjelaskannya secara sederhana.
Kala itu kita bertemu lagi, di sisi lain di taman itu. Dengan keindahan alam dan cerahnya hari itu, aku mengabadikan alam. Hei, aku tidak melebih-lebihkan. Hari itu memang luar biasa indah, bukan?
Beberapa karyawan membersihkan lingkungan taman itu, menyisakan beberapa bunga teratai yang masih tumbuh dengan indahnya. Dan, klik! Tanpa berpikir panjang aku memotretnya.
Sesungguhnya aku tahu kau ada di ujung jalan itu, berjalan ke arah yang berbeda denganku. Tapi siapa yang sangka bahwa ternyata kita saling memerhatikan? Karena setelah kita berpapasan (dan aku dengan bodohnya pura-pura tidak melihatmu), kau juga memotret teratai itu!
Tenang, aku tahu itu mungkin hanyalah kebetulan yang kuharap benar adanya. Aku sendiri tahu bahwa teratai itu menarik, apalagi warnanya yang luar biasa cantik.
Aku tidak berharap terlalu jauh karena pada akhirnya (kecuali Tuhan berkehendak lain), hanya satu kesempatan itu yang kupunya untuk menemuimu.
Hahaha! Sudahlah. Anganku terlalu jauh untuk menggapaimu dan menjadikanmu sebagai teman penaku.
Tapi maksudku menuliskan ini adalah ingin menunjukkan rasa terima kasihku. Berada di tengah kerumunan orang asing membuatku sedikit tak nyaman, dan nyatanya kehadiranmu yang (mungkin) memerhatikanku membuatku serasa terhempas ke langit ke tujuh (yaa..walau aku sendiri tak tahu dimana letaknya langit ke tujuh).
Itu saja, mungkin? Walau aku yakin kau tak akan mungkin pernah melirik tulisan acakku ini, tapi kuharap rasa terima kasihku lewat seruan doa tersampaikan padamu, terataiku.;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar