Ketika mulut tak bisa berkata, maka kuungkapkan semua dalam rangkaian kata

Sabtu, 18 Februari 2017

Nyamuk

Nging...nging...nging...
Bisingmu mengusik hening malamku
Perlahan tapi pasti
Nging...nging...nging...

Dengan kejinya moncongmu meracuni tubuhku
Rasa gatal menjalar
Bintik kemerahan menyebar

Lihat!
Lihat apa yang kau lakukan terhadapku!
Teganya kau membuat bentol pada tubuhku
Tubuh yang dititipkan Sang Pencipta untuk kujaga

Kubiarkan semuanya berlalu
Hilang ditelan balsem
Dan bau kayu putih melingkupi

Ternyata, aku salah
Kupikir kekejianmu akan berhenti sampai di sini
Dasar kau binatang jalang!

Trombosit tubuhku menghilang
Hilang ditelan virus-virus hina dari hidupmu
Dan berakhir infus yang menancap pada kulit tanganku


Ketika kegilaan melingkupi, sajak ini tertuang bersama ketidakwarasan saya dan sepupu saya~😂

Sabtu, 11 Februari 2017

Ironi

Sudah bukan hal aneh ketika seseorang beranjak pergi. Ironi kehidupan. Datang, membangun memori, lalu pergi seenaknya.

Hal terburuk dalam memori adalah melupakan dengan sengaja. Semakin dicoba, semakin terkenang. Salah siapa? Entahlah. Bukan aku, bukan kamu. Mungkin...waktu?

Tapi aku tak lagi terkejut ketika sudah tak diizinkan. Tak lagi kukutuki hidup dan ratapi nasib. Bukan salah ironi, drama memang terjadi dalam hidup.

Angan dijungkir balikkan kenyataan. Sesal? Ya dan tidak. Kesal? Ya dan tidak. Walau akhirnya perlu meraba lagi jalan yang ditempuh, tapi aku tak keberatan.

Banyak yang bisa dipelajari dari seseorang yang terlanjur mengecewakan. Banyak senyuman yang tersungging dari airmata yang jatuh. Semua butuh proses. Percaya saja, semua diatur oleh Yang Mahakuasa.

Aksaraku ini menebas rindu dari ironi yang masuk dalam kosongnya hidup. Memudarkan ruang dan mengompromikan waktu, agar tidak menggoyahkan teguh.

Jumat, 10 Februari 2017

Harta Karun

Kubuka lembaran baru
Ketika sosokmu menghapus pilu
Sendu buyar dengan lekuk senyummu
Ragamu membutakan jiwaku

Sejenak kuyakin ini intuisi
Tak ingin mengulang ironi
Ternyata hadirmu jadi bukti
Untuk bisa melabuhkan hati

Ingin kuungkap arti degup jantungku
Namun mulutku membisu
Tiap kulihat tatap teduhmu
Datang merayu

Layaknya harta karun
Kubiarkan semuanya hilang tersembunyi
Ego menakluk hati
Sampai tak tersadari

Layaknya harta karun
Kubiarkan semuanya hilang tersembunyi
Hingga saatnya nanti
Kau temukan aku disisimu