Ketika mulut tak bisa berkata, maka kuungkapkan semua dalam rangkaian kata

Jumat, 31 Maret 2017

Puzzle

Aku menganalogikan hidupku bagai puzzle.

Aku benar-benar menyukai puzzle. Potongan-potongan kecilnya memberi sebuah tantangan tersediri bagiku. Di saat anak-anak lain memilih untuk bermain boneka, masak-masakan, dan lainnya, aku lebih memilih puzzle.

Potongan puzzle yang jumlahnya banyak terkadang memang membuatku kesal, apalagi saat puzzle itu tidak memberikan petunjuk tentang gambaran dari puzzle itu.

Tapi, di saat aku menemukan pasangan dari tiap potongan, aku tidak bisa membayangkan betapa senangnya diriku. Tiap potongan kecilnya mulai memberikan gambaran nyata dan aku mulai tahu apa yang mulai digambarkan. Sialnya, aku tidak selalu benar. Terkadang aku salah memasangkan tiap potongannya, bahkan antar potongannya tidak menyatu.

Untungnya aku tidak menyerah atau memaksakan tiap potongannya. Aku terus berusaha mencocokkan tiap potongannya untuk menemukan gambaran dari puzzle itu, dan berusaha untuk tidak merusak puzzleku.

Tahu apa yang selama ini sudah aku dapatkan?

Aku menemukan kebahagiaan dari keluargaku, kesetiaan teman-temanku, dan rasa syukur atas masa lalu.

Saat ini aku sedang menyusun puzzle lainnya. Tiap potongan puzzle ini sedang berusaha aku cocokan, tapi aku belum menemukan gambaran apapun dari puzzle ini. 

Yang pasti, aku tidak akan menyuruh seseorang untuk menunggu sampai puzzleku selesai, karena aku tahu seberapa membosankannya menunggu.Namun jika dia memaksakan dirinya untuk menunggu, maka lebih baik bantu aku menemukan gambaran lain dari tiap potongan puzzleku. Siapa tahu ada gambar yang indah antara kami:)




*searching for a puzzle* *cost too much* *forget about buying a puzzle* 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar